Bismillah
Tadi pagi pas kepasar lihat kerupuk ini, seketika saya langsung membelinya, kata suami rasanya kurang enak beli kerupuk lainnya saja, saya jelaskan kebeliau. Kerupuk pelangi ini bukan rentang rasa tapi tentang Sejarah.
Iya benar tentang sejarah dan cerita sewaktu kecil aisyah dan temen-temen dikampung, bagi kami yang hidup dipulau yang jauh dari kota, pulau yg dikelilingi laut yang ad diselah timur pulau madura san sbelah selatan bali dan timur nya makassar.
Untuk merasakan dan menikmati kerupuk pelangi ini adalah sesuatu yang kami harus peroleh dengan keringat dan peluh dan membuang rasa malu bahkan dimarahi bunda.
Benar saja karna untuk mendapatkan kerupuk pelangi ini kami harus menagais ngais barang rongsokan baik plastik ataupun alumunium, untuk ditukarkan dengan kerupuk.
Semakin banyak barang bekas yang didapat sebanding dengan kerupuk yang akan diperoleh, terkadang saat kecil aisyah dan kawan-kawan sudah menyiapkan mangkok plastik untuk siap menerima kerupuk jerih payah kami.
Masa kecil kami dipulau mungil nan jauh dari kota menjadi cerita tersendiri, indah dan tak terlupakan bagi kami, sebuah pembentukan karakter yang kuat sejak dini dimana pada usia sperti itu anak-anak kecil seusai itu tinggla minta uang ke ayah dan bundanya untuk membeli kerupuk, tapi bagi sebagian lain harus berjuang.
Bukan karna bunda ga mampu tapi karna kami menemukan kebahagiaan mendpatkan hasil dari kerja keras keringat sendiri.
Komentar
Posting Komentar